BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filipina
merupakan salah satu negara Asia Tenggara yang berada di laut Cina Selatan.
Filipina berada di sebelah utara Malaysia dan Indonesia. Sama halnya dengan
Indonesia, Filipina juga merupakan Negara kepulauan dan salah satu Negara di
Asia yang terpengaruh budaya barat dan dikenal mempunyai Gereja Katolik Roma
yang kuat dan merupakan salah satu dari dua Negara yang di dominasi umat
katolik di Asia selain Timor Timur.
Filipina
adalah negara paling maju di Asia setelah perang dunia II, namun sejak saat itu
telah tertinggal di belakang negara-negara lain akibat pertumbuhan ekonomi yang
lemah, penyitaan kekayaan yang dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, dan
pengaruh-pengaruh neo-kolonial. Saat ini Filipina mengalami pertumbuhan ekonomi
yang moderat, yang banyak disumbangkan dari pengiriman uang oleh pekerja-pekerja
Filipina di luar negeri dan sektor teknologi informasi yang sedang tumbuh
pesat.
Bentuk
pemerintahan Filipina mengikuti pemerintahan Amerika Serikat. Filipina ditata
sebagai sebuah republik, dimana presiden berfungsi sebagai Kepala Negara,
Kepala Pemerintahan, dan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata. Presiden
dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih serta mengepalai
kabinet. Dewan Legislatif Filipina mempunyai dua kamar. Kongres terdiri dari
senat dan Dewan Perwakilan, angota keduanya dipilih oleh pemilu. Ada 24 senator
yang menjabat selama 6 tahun di senat, sedangkan dewan perwakilan terdiri dari
tidak lebih dari 250 anggota kongres yang melayani selama 3 tahun. Cabang
yudikatif pemerintah dikepalai oleh Mahkamah Agung, yang memiliki seorang Ketua
Mahkamah Agung sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung, semuanya ditunjuk oleh
presiden.
Filipina
merupakan anggota aktif dari PBB sejak penerimaannya pada 24 Oktober 1945.
Filipina juga merupakan Negara pendiri ASEAN, dan merupakan pemain aktif dalam
APEC, Latin Union dan anggota dari Group of 24. Filipina juga merupakan sekutu
Amerika Serikat, tetapi juga merupakan anggota dari Gerakan Non Blok. Filipina
bersengketa dengan Republik Cina (Taiwan), Republik Rakyat Tiongkok, Vietnam
dan Malaysia atas Minyak dan gas alam di kepulauan Spartely dan Scarborough Shoa dan dengan Malaysia
atas Sabah. Sultan sulu yang menerima sabah sebagai hadiah pada 1703 setelah
menolong sultan Brunei mengalahkan pemberontak, telah memberikan pemerintah
Filipina kuasa untuk mengklaim wilayahnya yang hilang. sampai saat ini,
keluarga Sultan Sulu masih menerima pembayaran “sewa” untuk sabah dari
pemerintah Malaysia.
Oleh karena
itu, penulis membuat makalah mengenai Filipina karena untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan pada mata kuliah Sejarah
Asia Tenggara II. Di sini, penulis mengungkapkan urutan sejarah
Filipina, dalam hal ini akan menguraikan mengenai pendudukan Spanyol hingga
Fillipina mendapatkan Kemerdekaanya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah Awal Pendudukan Spanyol di
Filipina?
1.2.2
Bagaimanakah Penjajahan Spanyol di
Filipina?
1.2.3
Bagaimanakah Pendudukan Amerika Serikat
atas Spanyol?
1.2.4
Bagaimana Keadaan atau Proses
Nasionalisme di Filipina?
1.2.5
Bagaimana Proses Kemerdekaan di
Filipina?
1.3 Tujuan Penulisan
Di dalam
penulisan mengenai sejarah perkembangan Filipina bertujuan:
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Tenggara
2. Untuk
mengulas lebih lanjut mengenai sejarah Filipina, terutama Nasionalisme yang
diakibatkan penjajahan bangsa barat.
3. Untuk
mengisi materi mengenai sejarah Filipina yang tidak termuat dalam buku sumber
karangan D. G. E. Hall.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kedatangan Spanyol di Filipina
Latar
belakang kedatangan bangsa Spanyol ke Filipina adalah karena keberhasilan
Sultan Muhamad al-Fatih menaklukan Konstantinopel pada 1453 yang dilanjutkan
dengan blockade perdagangan kerajaan Turki Utsmani di Laut Tengah terhadap
pedagang-pedagang Eropa Barat sehingga Bangsa Barat mencari daerah produsen
rempah-rempah. Dengan keberhasilan Spanyol dan Portugis menghalau dan
menghancurkan kekuatan Islam di semenanjung Iberia tahun 1942, membuat Portugis
dan Spanyol berkembang menjadi kekuatan “Pelindung agama Kristen” yang direstui
Paus di Roma untuk menaklukan daerah-daerah baru untuk dikristenkan. Agar tidak
terjadi perselisihan di kemudian hari antara Spanyol dan Portugis maka Paus
Alexander pada tahun 1494 di Todersillas membut perjajian yang dikenal dengan
Perjanjian Todersillas yang berisi membagi dunia menjadi dua. Daerah-daerah di
sebelah barat garis Todersillas menjadi milik Spnyol dan bagian timur milik
Portugis.
Tahun 1521 Ferinand de Magelhaens seorang
pelaut Portugis yang bekerja untuk Raja Karel V dari Spanyol berhasil mendarat
di Pulau Cebu di Filipina. Atas nama Raja, sesudah upacara Missa dipasanglah
sebuah salib sebagai tanda bahwa tanah itu dijadikan bagian dari kerajaan
Spanyol Raya. Konflik pun terjadi antara penduuk asli dengan para pendatang
asing ini. Dalam pertempuran Magelhaens tewas. Sisa anak buahnya kembali ke
Spanyol untuk melaporkan semua yang terjadi. Mereka menamakan kepulauan yang
telah mereka temukan itu dengan nama Pulau St. Lazarus.
Pada mulanya
raja kurang memperhatikan atas kepulauan ini, karena sedang sibuk membendung
kekuatan Protestanisme di negerinya. Baru pada tahun 1526 raja mulai
memikirkannya, kemudian mengirimkan sebuah tim yang dipimpin oleh Fernando
Cortez, penakluk Mexico untuk menyelidiki kepulauan ini. Dua orang anak buahnya
meninggal. Pada tahun 1542 berangkatlah Laksamana Ruy Lopez dan Vilalobos dari
Puerta Navidad (Mexico) ke Filipina. Vilalobos menganti nama kepulauan St.
Lazarus menjadi Philipinese sebagai tanda kehormatan kepada putera mahkota Don
Philips II, putera Maharaja Karel V. Setelah secara resmi berkuasa mengganti
ayahnya, Philips II mencurahkan semua kekuatannya untuk menguasai kepulauan
yang dinisbatkan pada namanya.
2.2
Masa Penjajahan Spanyol di Filipina
Proses
penjajahan Spanyol di Filipina adalah melakukan perlawanan dengan penduduk asli
yang telah beragama Islam maka orang Spanyol menyebut mereka dengan bangsa
Moro. Sepanjang sejarah kolonialisme Spanyol di Filipina orang-orang Moro di
Selatan tidak pernah sama sekali dapat ditaklukan dan ditundukan. Tercatat
paling tidak terdapat enam kali periode peperangan antara bangsa Moro dengan
Spanyol.
Perang Moro I, diawali dengan kedatangan
bangsa Spanyol pada tahun 1565 yang dipimpin oleh Don Miguel Lopes de Lagaspi
dan berakhir ketika mereka berhasil menjajah Brunei Darusslam di Borneo pada
tahun 1578. Dua tahun kemudian peperangan berlanjut kembali, pasukan Lagaspi
berhasil mengalahkan Raja Sulaiman, kepala pemerintahan di Manila dan
menyerahnya Raja Lakadula yang memerintah di Tondu. Sejak saat itu secara resmi
Filipina dijajah Spanyol.
Perang Moro
II tahap ini berlangsung antara tahun 1587-1599. Perang Moro III dimulai dengan
penyerangan kaum Muslim ke Kepulauan yang telah dikuasai Spanyol. Berakhir pada
tahun 1635, ketika Spanyol atas bantuan orang-orang Jesuit berhasil membuat
benteng kuat di Zamboanga.
Perang Moro
IV dititikberatkan pada keberhasilan Sultan Nasrudin dalam mempersatukan kaum
muslim yang tersebar di berbagai pulau di bawah kepemimpinannya dalam sebuah
perjanjian persekutuan pada tahun 1645. Beberapa daerah yang bergabung antara
lain: Lanao, Zamboanga, Davao, Cotabato, Cagayan de Auro dan Bukitnon. Pada
tahun 1656, Sultan Nasrudin mengumandangkan seruan jihad kepada seluruh kaum
muslim untuk memerangi Spanyol. Pada tahun 1663 Spanyol berhasil diusir dari
wilayah Zamboanga dan berjanji tidak akan melakukan intervesi terhadap
sultan-sultan di wilayah selatan.
Perang Moro
V berkecamuk sejak tahun 1718, ketika pasukan Spanyol ingin mencoba lagi
menaklukan Zamboanga dan berakhir ketika Spanyol berhasil menaklukan ibukota
Kesultanan Sulu, Jolo. Perang Moro VI pecah pada tahun 1851 ketika Spanyol
menduduki ibukota Sulu, Jolo dan berakhir dengan perjanjian yang dipaksakan paa
tahun 1876. Tahap akhir Perang Moro ini tidak berarti perlawanan kaum Muslim
padam, diberbagai tempat berkecamuk perlawanan terhadap Spanyol pada tahun
1898, ketika pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Spanyol dari Filipina.
Filipina pun memasuki era baru di bawah penjajahan Amerika Serikat. Di bawah
penjajahan Amerika Serikat kekuatan Islam nyaris lumpuh sama sekali,
kecanggihan persenjataan dan altileri tentara Amerika Serikat telah berhasil
meruntuhkan sebagian milisi Islam.
System
penjajahan Spanyol di Filipina dilakukan dengan kegiatan misi dan kerja-kerja
sosial. Di wilayah utara para padri sangat giat untuk mewujudkan pusat-pusat
katolik. Disekeliling geraja dan biara, didirikan bangunan-bangunan sekolah
college’s, badan-badan amal dan sebagainya. Mereka juga giat melakukan kerja
sosila seperti membuat jembatan, jalan raya dan saluran-saluran air. Maka dalam
waktu singkat bermunculan desa-desa katholik. Kecuali membawa pengaruh barat,
para paderi menggunakan adat-istiadat setempat untuk tujuan. Misalnya, mereka menerjemahkan
kitab suci Injil ke dalam bahasa Tagalok untuk memudahkan cara penggunaannya
bagi penduduk asli Filipina. Para paderi juga diberi hak untuk menguasai
tanah-tanah yang luas. Lambat laun, kekuatan ekonomi dan perdagangan dunia
serta harga-hrga tanah menjadi mahal, membanjirlah dari Eropa para paderi
Katolik yang lebih mengutamakan urusan duniawi daripada tugas keagamaannya.
Mereka lama kelamaan menjadi tuan tanah yang serakah yang mampu
mengintimidasikan penduduk karena kekayaan mereka. Mereka menggencet dan
memeras para petani Filipina. Tanah-tanah rakyat mereka ambil begitu saja. Pada
zaman ini struktur kekuasaan secara politis masih dipegang oleh pemerintah
Spanyol. Namun, kekuatan sosial ada di tangan kaum paderi.
Kepincangan
sosial melahirkan kemiskinan di kalangan rakyat dan oleh Joze Rizal diabadikan
dalam bukunya Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku) yang berkisah tentang
kebusukan dan kesewenang-wenangan pemerintahan Spanyol serta penindasan para
pemimpin Gerja Katolik. Tanah-tanah milik rakyat dikuasai seenaknya oleh kaum
paderi, tetapi pemerintah Spanyol mencegahnya. Karena bangsa Filipina dianggap
tidak lebih dari hewan yang mereka sebut Indio. Para Inio hanya berharga di
mata orang Spanyol karena mereka mempunyai tenaga untuk diperas dan tanh-tanah
untuk dikuasai. Uantuk melangengkan kekuasaaannya kaum paderi katolik berusaha
menguasai pemerinthan melalui pejabat-pejabat yang banyak melakukan kesalahan.
Dengan senjata pengampunan dosa para paderi berhasil memaksa mereka untuk
berpangku tangan pada setiap kegiatan gereja yang merugikan penduduk pribumi.
Bila pejabat itu membangkan, mereka dapat dipermalukan dalam setiap khotbah di
gereja-gereja dan tidak diberi pengampunan dosa.
Kekayaan
semakin bertumpuk di tangan para pemimpin gereja. Dengan kekayaan itu mereka
berhasil mempertahankan kedudukannya sebagai penguasa disamping pemerintah
Gubernur Jenderal yang memerintah dari istana Malacanang, yang tidak patuh pada
keinginan gereja, dengan mudah di copot karena pengaruh Gereja sudah sampai di
Madrid. Kedaaan ini terus menerus berlangsung berabad-abad selama Filipina
berada di bawah penjajahan Spanyol.
2.3 Masa
Pendudukan Amerika di Filipina
Penguasaan
Filipina oleh Anerika mendapat kecaman dari bangsa Eropa karena ditangkap telah
melanggar Doktrin Monroe, yang isinya mengatakan bahwa Amerika
anti Kolonialisme dan Imperalisme. Amerika dianggap sebagai ancaman baru bagi
bangsa Eropa atas kekuasaannya di Asia. Untuk meredakan kecaman tersebut,
Amerika menyatakan Filipina semata-mata untuk menjalankan eksperimen
imperialisme. Artinya Filipina akan dijadikan model negara dengan sistem
kekuasaan liberal seperti Amerika di wilayah Asia.
Pada
tahun 1919 delegasi Filipina di bawah Manuel Quezon pergi ke
Amerika untuk menuntut kemerdekaan penuh atas Filipina. Amerika menjawab dengan
mengirimkan The Wood Forbes Mission tahun 1922, yang isinya menyatakan
bahwa Filipina belum mampu untuk merdeka. Bangsa Filipina menolak ucapan Wood
Forbes. Senat Filipina meletakan jabatannya, dan menuntut kemerdekaan
penuh.
Masa
kekuasaan Amerika di Filipina berlangsung dari tahun 1898 sampai tahun 1946.
masa kekuasaan itu terbagi atas 3 periode seperti di bawah ini.
1). Periode Tahun 1898-1942.
Amerika
melakukan pembinaan terhadap system kekuasaan yang akan diterapkan di Filipina
melalui perjanjian damai dengan para tokoh nasionalis pada tahun 1907. Isinya,
antara lain menjamin kemerdekaan Philipina untuk 50 tahun yang akan datang.
2).Periode Tahun 1942-1945.
Amerika
mengalami kekalahan di Pasifik yang mengakibatkan Filipina dikuasai oleh
Jepang. Pada tanggal 2 Januari 1942 Manila, ibu kota Filipina, jatuh ke tangan
Jepang. Jendral Deuglas Mac Arthur meninggalkan Filipina untuk
menyusun pasukan sekutu di Australia. Pada tanggal 6 Mei 1942 seluruh Filipina
jatuh ke tangan Jepang.
Kekalahan
Jepang untuk pertama kalinya adalah dalam pertempuran di laut Karang, yang
merupakan titik balik bagi kemenangan Jepang. Sejak itu Jepang menggunakan
bangsa Filipina sebagai teman di bawah Presiden Laurel untuk
menghadapi sekutu. Tetapi dengan mendaratnya Sekutu di Filipina, dan kemudian
kalahnya Jepang terhadap Sekutu maka Republik Filipina membuat Jepang lenyap
kembali (22 Oktober 1945).
Setelah
Perang Dunia II selesai, Amerika Serikat menepati janjinya untuk memberi
kemerdekaan kepadaan Filipina. Pesawat terbang jepang berhasil menenggelamkan
kapal perang Price of wales dan Repulse di Laut Natuna tahun
1942, menyebabkan tentara Sekutu merosot. Tak lama kemudian Amerika Serikat
membuat pesawat terbang B29 untuk menggempur Jepang dengan menjatuhkan bon atom
di Hiroshima dan Nagasaki. Maka berakhirlah Perang Dunia II,
lebih cepat dari yang diperkirakan.
3). Periode tahun 1945-1946.
Jepang
mengalami kekalahan dari sekutu, berarti kekuasaan Amerika masuk kembali di
Filipina.
2.4
Nasionalisme di Filipina
A.
Sebab-Sebabnya
Kebangkitan
nasionalisme Flipina termasuk yang tumbuh lebih awal di bandingkan dengan
kebangkitan nasionalis negara-negara asia tenggara lainnya. Hai itu dilatar
belakangi oleh system pemerintahan kolonial yang melaksanakan dua model
kekuasaan, sebagai berikut :
·
Pemerintah sipil dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan
bertanggung jawab langsung kepada Raja Spanyol.
·
Pemerintahan agama dipimpin oleh Uskup dan bertanggung
jawab langsung kepada Paus di Roma. Peran pemerintahan agama sangat membantu
rakyat Filipina dalam menumbuhkan kesadaran sebagai bangsa karena system
pemerintahan itu berfungsi untuk mendidik rakyat sebagai missionaries dalam
penyebaran agama Katolik di Filipina.
Sebab-sebab
timbulnya nasionalisme di Filipina antara lain :
·
Imperialisme Spanyol yang bertindak kejam dan kolot.
Tidak ada kebebasan untuk mengeluarkan pendapat. Setiap tuntunan
mengenai-mengenai perbaikan pemerintahan, dianggap sebagai pengkhianatan
terhadap Spanyol dan dihukum secara kejam.
·
Lahir kaum inteletual atau golongan terpelajar.
Datangnya bangsa Spanyol yang menyebarkan agama katolik Roma, akan membawa
Bangsa Filipina ke cara-cara hidup Eropa, sehingga menggantikan cara hidup
asli. Pendidikan Filipina termasuk maju, dibandingkan dengan negara-negara
Asia, karena mendapat pendidikan dengan system negara Barat. Pendidikan
tersebut menimbulkan golongan pelajar yang tau bahwa mereka dijajah. Mereka
ingin merdeka.
·
Penguasa gereja yang mengekang kehidupan bangsa
Filipina. Sebagian besar tanah Filipina milik biara, sehingga para petani
Filipina hanya sebagai penyewa tanah belaka. Hidup para petani sangat
menderita.
·
Pengaruh paham-paham baru seperti demokrasi dan
liberalisme. Pembukaan Terusan Suez mempermudah hubungan Eropa dan Asia. Oleh
karena itu buku yang memuat paham demokrasi dan liberalisme dengan mudah masuk
ke Asia, termasuk ke Filipina. Sebaliknya banyak orang Asia pergi ke Eropa,
sehingga mengenal Nasionalisme Barat, yang dibawa ke Filipina.
·
Pengruh revolusi kemerdekaan di Amerika Latin yang
menentang imperialisme Spanyol. Diantaranya adalah Perang Kemerdekaan Meksiko,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan terhadap bangsa Spanyol (1810-1828),
membuka mata bangsa Filipina bahwa Spanyol dapat dikalahkan.
B. Gerakan
Nasionalisme Filipina
1). Companerismo
Companerismo
artinya persahabatan, merupakan gerakan nasional yang pertama di Filipina yang
lahir pada tahun 1880, tujuannya adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis.
2). Liga Flipina
Liga
Filipina didirikan oleh Jose Rizal
pada tahun 1982. tujuannya mempersatukan Filipina untuk menentang penjajah
Spanyol. Ia merupakan pelopor kemerdekaan dan perlawanan nasional Filipina. Ia
seorang dokter, ahli sastra, dan telah mengunjungi Spanyol, Prancis, Jerman,
dan Inggris. Ia menulis buku yang terkenal dan menggemparkan pemerintah
kolonial Spanyol di Filipina.
Judul
bukunya adalah Noli Metangere,
yang artinya jangan menyinggung saya. Isi buku itu mengkritik pedas penguasa
greja dan pemerintah kolonial. Ia ditangkap dan diasingkan. Para pemimpin
gerakan kemerdekaan, Jose Rizal diasingkan, menganggap bahwa dengan jalan damai
sulit untuk memperoleh kemerdekaan. Untuk itu mereka melaksanakan jalan pemberontakan bersenjata.
Pada tahun
1893 Andres Banifacio mendirikan
katipunan, yaitu gerakan
nasionalis untuk melawan penjajah Spanyol. Pergerakan kebangsaan di Filipina
meletus dalam bentuk pemberontakan katipunan
terhadap kekuasaan Spanyol sejak tahun 1896 yang dipinpin oleh Jose Rizal, namun pemberontakan itu
gagal. Andres Banifacio kemudian memimpin gerakan rahasia, yaitu Liga Filipina.
Mengakibatkan Jose Rizal ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal 30
Desember 1896. Kematian Jose Rizal menimbulkan kemarahan rakyat Filipina untuk
mengusir Spanyol.
Ini terbukti
sejak tahun 1896 pemberontakan rakyat Katipunan melawan penjajah Spanyol,
dilanjutkan oleh Euriho Aqwnaldo yang terus berkobar. Pemerintah Spanyol tidak
berhasil menindasnya. Pemberontakan semakin besar, akhirnya Spanyol mengadakan
perjanjian Filipina, yaitu Perjanjian
Biacna Bato (1897), dengan Aqwnaldo, yang berisi: Spanyol berjanji akan
mengadakan perbaikan pemerintahan dalam 3 tahun. Tetapi Aqwnaldo dan
kawan-kawan harus meninggalakn Filipina (yaitu ke Hongkong) ternyata setelah ia
meningalkan Filipina maka perjuangan melawan penjajah berhenti. Bahkan pada
saat perebutan daerah koloni di sekitar Laut Karibia antara Amerika dan Spanyol
tahun 1898. Spanyol memusatkan perhatin terhadap perang itu.
Melihat
keadaan ini Euriho Aqwnaldo kembali ke Filipina. Euriho Aqwnaldo kembali untuk
memproklamasikan Filipina sebagai negara yang yang merdeka pada tanggal 12 Juni
1898. Bersama Amerika ia melawan Spanyol. kemudian ia menggempur tentara
kolonial Spanyol. Spanyol mundur maka Filipina jatuh. Tinggal manila yang belum
jatuh. Pada tanggal 13 Agustus 1898 Manila jatuh. Kemudian sementara itu,
Amerika yang memperoleh kemenangan atas Spanyol dalam perang di Laut Karibia.
Dalam perjanjian perdamaian Paris tanggal 10 Desember 1898 Spanyol menyerahkan
Filipina kepada Amerika, dengan menerima uang sebanyak $20.000.000,00.
Penjajah
Spanyol pergi dari Filipina. Filipina lepas dari penjajah Spanyol, tetapi jatuh
lagi ke tangan Amerika, yang lebih kuat dan besar. Untuk itu, Amerika tidak mengakui
kemerdekaan Filipina yang telah diproklamasikan pada tanggal 12 juni 1898,
bahkan sebaiknya, daerah itu dijadikan sebagai daerah jajahan Amerika sejak
tahun 1898. Tetapi Euriho Aqwnaldo, dan tetap memegang teguh kemerdekaan
Filipina.
Pada tahun
1898 itu juga UUD terbentuk, dan Euriho Aqwnaldo menjadi presiden. Perjuangan
melawan Amerika dimulai. Dua tahun lamanya ia melawan Amerika, namun belum
berhasil. Pada tahun 1901 Amerika dengan tipu muslihatnya berhasil menangkap
Euriho Aqwnaldo. Tetapi gerilyawan-gerilyawan lainya meneruskan perjuangan
sampai tahun 1902.
2.5
Kemerdekaan Filipina
Baru
pada tanggal 4 Juli 1946 Amerika menepati janjinya memberi kemerdekaan Filipina
dengan Manuel Quezon sebagai presiden yang pertama.
Tetapi
di awal kemerdekaan tersebut, bangsa Filipina hanya diberikan kemerdekaan dalam
bidang sosial politik saja sebagai wujud pengruh Amerika, sedangkan bidang
ekonomi masih dikuasai oleh Amerika. Begitu juga dengan masalah militer,
Amerika masih menempatkan pasukannya di Pangkalan Militer (Clark dan Subic)
yang dianggap sebagai jaminan keamanan di lautan Pasifik setelah usainya perang
dunia II. Tokoh-tokoh pergerakan nasional Filipina yang popular menjelang
kemerdekaan Filipina adalah: Manuel Quezson, Manuel Roxas, dan Romula.
Pemilihan
umum pertama diadakan pada bulan april 1946, dengan Manuel Roxas yang menjadi
presiden pertama. Bagaimana pun juga, Filipina bergantung dengan Pasar Amerika
Serikat menurut pejabat tinggi Komisioner Amerika Serikat Paul Mc Nutt,
dibanding Negara bagian Amerika Serikat yang bergantung kepada sebagian dari
Negara. Undang-undang Perdagangan Filipina, melewati sebagai sebuah prakondisi
untuk menerima bantuan rehabilitasi perang dari Amerika Serikat, membuat lebih
buruk ketergantungan dengan syarat-syarat selanjutnya pertalian ekonomi
kedua Negara. Pakta bantuan Militer ditandatangani pada tahun 1947 bantuan
Amerika Serikat 99 tahun sewa pada pendirian Pangkalan Militer Amerika Serikat
di Filipina (Sewa dikurangi menjadi 25 tahun, dimulai pada tahun 1967).
Pemerintahan
Roxas memberikan amnesty kepada siapapun yang telah bekerja sama pada Perang
Dunia II, terkecuali orang-orang yang melakukan gangguan kriminal. Poksas wafat
tiba-tiba karena serangan jantung pada April 1948, dan wakil presidan Quirino
terpilih menjadi presiden. Dia menjadi persiden pada 1949 mangalahkan Jose P.
Laurel.
Perang Dunia
II telah membuat Filipina kehilangan semangat dan rusak. Tugas rekonstruksi
dipersulit dengan aktifitas komunis ditunjang perang gerilya Huk Balahap
(dikenal sebagai ‘Huks’), yang telah berkembang kepada sebuah perlawanan
melawan pemerintahan baru Filipina. Peraturan pemerintah terhadap Huks
mengganti antara isyarat negosiasi dan menindas. Sekretaris pertahanan, Ramon
Magsaysay memprakarsai sebuah kampanye untuk mengalahkan pemberontak militer
dan pada saat yang sama memenangkan dukungan populer untuk pemerintah. Gerakan
Huks telah melemah di awal 1950-an, akhirnya berakhir dengan menyerah tidak
bersyarat dari pimpinan Huks Luis pada Mei 1954.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dimulainya
penjelajahan bangsa barat ke bagian dunia lain yang menyebabkan terjadinya
penjajahan. Bangsa spanyol menjajah Filipina selama kurang lebih 327 tahun.
Suasana liberal pada saat dipimpin oleh gubernur Torre menyebabkan Filipina ingin membebaskan diri dari belenggu
penjajah dan hendak mengatur Negaranya sendiri. Banyak faktor yang
melatarbelakangi nasionalisme di Filipina. Faktor-faktor yang menjadi penyebab
adalah faktor dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal) itu sendiri.
Nasionalisme
di Filipina dibagi atas tiga periode atau tiga kurun perjuangan ketika dijajah
spanyol. Gerakan pertama berlangsung sampai Tahun 1872, Gerakan yang
Berlangsung antara Tahun 1872-1896, dan Gerakan yang Berlangsung antara Tahun
1896-1901. Kemudian dilanjutkan dengan penjajahan Amerika Serikat, dilanjutkan
Perang Dunia II dan Pendudukan Jepang, hingga yang terakhir Kemerdekaan
Filipina dan Republik Ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Cesar
Majul, Moro, Pejung Muslim Filipina Selatan, Jakarta: Al Hilal, 1987.
A.J.
Siswasoebrata, Sedjarah Filipina Katolik: Manikam Bentoek Benoea Timoer,
Djakarta: Tryuda Maaram, 1936.
A.S.
Harahap, Sedjarah Penjiaran Islam di Asia Tenggara, Medan: Toko Buku
Islamiayah, 1951.
Sugandi,
Didin dan Budi Santosa, Ayi. (1997). Sejarah
Asia Tenggara (Catatan Tambahan Perkuliahan). Bandung: Tanpa Penerbit.
Syahbudin
Mangandaralam, Mengenal Dari Dekat Filipina Negara Tanah Air Patriot Pujangga
Joze Rizal, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987.
Internet:
http://www.
Ibis.com/Magellan.Html, diakses pada 19-04-12.
http://www.Geocities.com/Tokyo/Harbour/1320/bbilapu.Html#noteraja, diakses pada 19-04-12.
http://www.Cru.uea.ac.uk/~/mikeh/research/Philippines/.pdf, diakses pada 19-04-12.
http://Cia.Gov/cia/publications/feetbook/geos/ph.Html, diakses pada 19-04-12.
http://www.en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_Philippines-(pre-1521), diakses pada 19-04-12.
Tahunnya banyak yang salah ketik tuh
BalasHapusIt's amazing to pay a quick visit this website and reading the views of
BalasHapusall friends regarding this piece of writing, while I am also
zealous of getting knowledge.
prediksi togel
live draw sgp
live draw sydney
indeed I really like the photos and writings here let's also play to my place here Prediksi Togel
BalasHapus